PENGAJARAN REMEDIAL DALAM PENDIDIKAN IPA
A. Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Kesulitan Belajar
Setelah guru dapat menidentifikasi kesulitan –kesulitan belajar yang dialami para siswanya, hendaknya guru dapat menemukan faktor –faktor yang diperkirakan memberikan pengaruh terhadap timbulnya kesulitan- keslitan tersebut. Menurut M.Endang ada tiga faktor yang mempengaruhi,diantaranya:
a. Yang berkenaan dengan proses IPA
b. Yang berkenaan dengan Produk IPA
c. Faktor kematangan siswa

1. Yang berkenaan denga proses IPA
Jika kesulitan yang dialami, berkenaan dengan keterampilan proses dasar, maka faktor yang paling berpengaruh adalah latihan.Keterampilan proses dasar tidak dapat dikuasai tanpa latihan yang intensif. Selanjutnya, jika kesulitan yang dialami berkenaan dengan keterampilan proses terpadu, maka disamping faktor latihan, penguasaan keterampilan proses dasar yang merupakan prasyarat juga memegang peranan yang penting.

2. Yang berkenaan dengan Produk IPA
Jika kesulitan belajar yang dialami berkenaan dengan produk IPA, seperti kesulitan mempelajari dan memahami konsep, prinsip, dan generalisasi, maka faktor yang paling berpengaruh adalah penguasaan konsep, prinsip, dan generalisasi dasar yang mendahuluinya atau yang berkaitan dengannya.
Sebagai contoh, seorang siswa pasti akan mengalami kesulitan dalam mempelajari hukum kekekalan energi jika konsep usaha dan energi belu dikuasai. Begitu pula konsep mengenai gaya dan momentum hendaknya telah difahami sebelum mempelajari prinsip kekekalam momentum.
3. Faktor Kematangan Siswa
Faktor dari dalam diri siswa yang juga berpengaruh baik terhadap penguasaan keterampilan proses maupun terhadap produk-produk IPA, yaitu kematangan siswa. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tingkat perkembangan kognitif siswa sangat berpengaruh terhadap pemahaman berbagai konsep di dalam IPA. Kemampuan sisw melakukan operasi logik, yang merupakan pencerminan dan tingkat perkembangan kognitif sangat dibutuhkan baik di dalam kegiatan proses, maupun di dalam mempelajari prodik IPA.

Informasi tentang faktor –faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar yang diuraikan di atas sangat bermanfaat bagi guru untuk merencanakan pengajaran remedial dalam usaha membantu siswa mengatasi kesulitan belajar yang dialaminya. Penjelasan lebih lanjut tentang pengajaran remedial akan diberikan pada bagian berikut.

B. Prosedur Pengajaran Remedial
Identifikasi kasus dan faktor- faktor yang mempengaruhi timbulnya kesulitan belajar tidak akan bermanfaat apabila tidak diikuti dengan tindakan- tindakan yang dapat membantu para siswa yang mengalami kesulitan belajar. Sebelum mengambil tindakan – tindakan tersebut seorang guru perlu merencanakan cara yang menurut pertimbangannya akan dapat membantu siswa. Rencana yang disusun hendaknya didasarkan pada hasil identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya kesulita belajar. Di samping itu, guru perlu mempertimbangkan apakah pengajaran remedial yang direncanakan itu akan diberikan kepada masing- masing siswa secara individual atau kepada kelompok- kelomok siswa. Perencanaan seperti ini juga meliputi pertimbangan tentang waktu dan tempat pelaksanaan pengajaran remedial. Pengajaran remedial hendaknya diakhiri dengan tes untuk mengetahui sampai berapa jauh usaha yang telah direncanakan dan dilaksanakan dapat membantu siswa.
Apabila beberapa kali diremedi ternyata masih ada juga siswa yang tidak berhasil mengatasi kesulitan belajarnya, maka guru perlu berkonsultasi dengan bahagian bimbingan dan konseling sekolah.

C. Teknik Pengajaran Remedial
Untuk membahas teknik pengajaran remedial dalam pengajaran IPA, dapat dilihat kembali kesulitan –kesulitan yang dialami siswa tabel 1,2 dan 3. Guru harus mampu mengidentifikasi kesulitan- kesulitan yang dialami siswa baik tingkat penguasaan kompetensi,hasil analis butir tes maupun pencapaian tujuan instruksional. Setelah itu guru memilih beberapa alternatif, diantaranya:
1. Guru dapat mengulangi lagi pelajaran dengan cara yang sama tetapi dengan penyajian yang lebih lambat.
2. Guru mengulangi pelajaran itu tetapi dengan cara yang lain, yaitu membahas materi yang lebih sederhana kemudian dianjurkan siswa untuk mempelajarinya.
3. Guru memulai pengajaran remedi dengan mengulangi materi yang diduga merupakan materi prasyarat yang telah diajarkan.
Dari uraian di atas dpat disimpulkan bahwa dalam merencanakan pengajaran remedial guru harus memikirkan berbagai alternatif yang mungkin dan diikuti dengan pertimbangan- pertimbangan yang lebih lanjut tentang kesesuaian masing- masing alternatif dengan kadar kesulitan serta jenis kesulitan yang dialami.

D. Waktu Dan Tempat Pengajaran Remedial
Kapan pengajaran remedial dapat dilaksanakan, sangat bergantung kepada waktu yang tersedia, bukan saja bagi guru tetapi juga bagi siswa yang bersangkutan. Kalau kasus yang akan diremedi merupakan kelompok siswa yang cukup besar maka kemungkinan perlu ditentukan waktu-waktu yang khusus selama kegiatan sekolah berlansung. Bila kasus yang akan diremedi beberapa orang siswa saja maka kemungkinan pelaksanaan remedial dapat dilakukan di rumah siswa pada jam diluar jam sekolah.
Tempat pelaksanaan pengajaran remedial sangat ditentukan oleh jenis kesulitan yang dialami siswa. Apabila kesulitan siswa berhubungan dengan keterampilan proses IPA, program remedial sebaiknya dilakukan di laboratorium sekolah atau diluar sekolah seperti di kebun binatang atau ditempat- tempat lainnya. Jika kesulitan siswa berkenaan dengan produk IPA , kemungkinan pelaksaan program remedi dapat dilakukan dikelas- kelas biasa. Jika kesulitan yng dialami berkaitan dengan tingkat perkembangan kognitif mereka tempat pelaksanan program remedi dapat dilakukan di sekolah, di luar sekolah ataupun di rumah.

E. Evaluasi Hasil Pengajaran Remedial
Evaluasi hasil pengajaran remedial dapat dilakukan dengan menggunakan tes. Syarat- syarat penyususnan tes untuk pengajaran remedi pada dasarnya sama dengan syarat- syarat penyusunan tes untuk pengukuran prestasi hasil belajar. Perbedaannya terletak pada tingkat kesulitan butir- butir tersebut. Untuk tes hasil pengajaran remedial, tingkat kesulitan butir tes tidak merupakan syarat utama. Yang penting adal;ah penguasaan materi atau keterampilan yang telah diremedial.

KESIMPULAN
Sekurang-kurangnya ada dua kegiatan yang dapat di lakukan untuk medeteksi kesulitan belajar SISWA secara cermat,yakni;
(1). Melakukan observasi secara langsung, yaitu
dimasukkan sebagai pengamatan yang dilakukan oleh guru, Kepala sekolah, pihak bimbingan dan konseling sekolah, pada saat proses belajar – mengajar berlangsung, kegiatan ini utamanya untuk mendekati kesulitan belajar yang berhubungan dengan proses- proses IPA
(2). Melakukan pengukuran hasil belajar kemudian menganlisis hasilnya,yaitu:
kegiatan berkaitan dengan tes diagnostik kesulitan belajar ataupun tes prestasi hasil belajar.Hasil kedua kegiatan ini merupakan masukan bagi guru dalam menyususn program remedi
Adapaun kesulitan – kesulitan belajar yang sering dihadapi siswa adalah sebagai berikut:
1) melakukan observasi, (2) melakukan klasifikasi, (3) menggunakan dan memanipulasi angka-angka, (4) berkomunikasi, (5) melakukan prediksi, (6) Menarik kesimpulan, (7) mengontrol variabel, (8) menginterpretasikan data, (9) merumuskan hipotesis, dan (10) melakukan eksperimen

Categories:

Leave a Reply